Selasa, 20 November 2007

Cori Tamasya ke Pantai Singkawang

Setiap tanggal 13 Desember, LKBN ANTARA merayakan Ulang Tahun. Pada tahun 2007, LKBN ANTARA merayakan Ulang Tahunnya yang ke-70.

Biasanya, mama selalu merayakan Ultah LKBN ANTARA dengan makan bersama dengan seluruh karyawan dan keluarganya.

Tahun 2006, makan di Dangau bareng-bareng. Tahun 2007, pergi ke pantai Singkawang dengan seluruh karyawan LKBN ANTARA di Pontianak dan keluarganya, sambil makan bersama di pinggir pantai.

Heemmm, asyik, makan ikan bakar, ayam, sambil menikmati indahnya pantai Singkawang.

Sayangnya, setelah pulang ke Pontianak, Cori sakit demam. Mungkin, tak tahan dengan cuaca dan udara pantai. Atau, kelelahan, karena jarak Pontianak-Singkawang 145 km.

Kamis, 01 November 2007

Cori Berlebaran dengan Kerabat

Lebaran tak bakal disia-siakan. Cori dan keluarga berkeliling ke rumah kerabat, untuk silaturahmi. Ketemu keluarga. Makan opor ayam bersama. Bercanda bersama. Tak lupa, foto bersama deh.....

Cori punya keluarga besar di Pontianak. Jumlahnya ada puluhan. Kalau sudah ketemu, wuih, ramai sekali.

Lihat, tuh, tante Cori cantik-cantikan.......

Cori Lebaran dengan Keluarga

Pada Lebaran tahun 2007, tante Cori, Linda, dan Om Cori, Imam dan istrinya, Selvi, pulang ke Pontianak, untuk berlebaran. Mereka bekerja di Jakarta.

Juga, adik nenek Cori, tante Kadarina. Ia jadi guru bahasa Inggris dan tinggal di Jakarta.

Lebaran diisi dengan berbagai kunjungan ke rumah kerabat. Ketemu sepupu. Ngobrol. Makan bareng. Tak lupa, foto bersama.

Dalam suatu kesempatan, Cori dan keluarga juga menuju Kota Singkawang, yang berjarak 145 km dari Pontianak, menuju arah utara.

Kebetulan banyak kerabat Cori di sana. Acara juga diisi dengan makan makanan khas di sana. Ada bubur pedas. Bakso 88. Roti bolu, khas Singkawang. Tak lupa, melihat berbagai bangunan di Kota Singkawang, yang terkenal dengan nama "Kota Seribu Pagoda."

Singkawang lebih elok dari pada Pontianak, dalam hal pelestarian bangunan kuno. Banyak bangunan tempo dulu, masih bisa dilihat di Singkawang.

Orang bilang, kalau pergi ke Kalbar, seakan tidak sah, sebelum menginjakkan kakinya ke Singkawang. Makanya, keluarga Cori ajak tante dan om, pergi ke Singkawang.

Minggu, 14 Oktober 2007

Cori dan Mama

Cori sudah mulai besar.

Umurnya sekitar 9 bulan. Dia sudah bisa bercanda dan tertawa dengan siapa saja.

Cori selalu minta digendong mama. Eiih, manjanya.

Tawanya selalu memecah, bila diajak bercanda.

Banyak orang bilang, Cori murah senyum. Mau diajak siapa saja. Termasuk orang yang baru dikenal.

Ya, ialah. Namanya juga anak gaul.....

Jumat, 08 Juni 2007

Cori Belajar Membaca

Cori Nariswari Mernissi, si mungil yang pada Sabtu, 9 Juni, 2007 telah berusia 4 bulan.
Sekarang sudah semakin lincah dan aktif. Ia telah pandai tengkurap dan menegakkan kepalanya saat masih 3,5 bulan.

Kebahagiaan mengukir kehidupan ayah ibunya, karena bayi mungil itu kini semakin besar dan cerdas.

Hari ini, usianya 4 bulan. Ia semakin mengerti dengan kasih sayang orang di sekitarnya. Cori selalu berupaya meminta perhatian. Ia tidak betah kalau hanya berada di tempat tidur.

Bangun tidur jam 04.30 WIB, Cori sudah mengajak ibunya bermain-main dan bercanda. Walau pun mulutnya hanya mengeluarkan suara tanpa kalimat-kalimat, tetapi ia berusaha mengungkapkan keinginan hati, bermain dan dipeluk dalam gendongan ibu.

Mata masih berat untuk membuka, tetapi demi Cori, ibu pun tidak bisa menuruti ego-nya. Cori akhirnya didekap dan dirangkul dibawa berjalan-jalan dalam kamar tidur.

Jika sudah lelah menggendong, pinggang ngilu, ibu hendak meletakkan Cori kembali ke tempat tidur. Waduuh.. inilah reaksinya, Cori ngambek, merengek minta gendong lagi dengan menunjukkan bibir yang hendak menangis keras.

Ibu menjadi tidak tega, lantas mengambil kembali Cori untuk didekap dalam pelukan. Dengan wajah riang gembira, Cori menyambut tangan ibunya dengan cara mendongakkan wajah dan kepala ke atas.

Lepas pagi, saat matahari hendak muncul dari peraduan, Cori tidak sabar untuk keluar dari kamar tidur. Ia ingin menyambut ciuman sayang dari nenek dan ayi yang baru selesai shalat subuh.

Kalau begini, ibu menjadi lega. Kewajiban menggendong Cori yang kini beratnya sudah 5,5 kg, beralih ke tangan nenek atau ayi.

Jika jam di dinding telah menunjukkan angka 07.00 WIB, Cori siap sedia dengan acara olahraga pagi bersama ayi. Walau hanya “berjalan” (dalam gendongan) sekitar 300 meter di komplek, ia kelihatan bahagia.

Hanya 15-20 menit, Cori mengantuk lagi… Ayi membawa pulang dan menyerahkan Cori ke tangan nenek atau ibunya. Cori kemudian ditidurkan sesaat dalam box bayi yang telah berusia 38 tahun… (bekas box tante Linda, Om Imam, ibunya, serta tante dan om anak ayi Fendi).

Tidurnya tidak lama, sekitar pukul 08.00 WIB, Cori telah bangun dan siap-siap mandi. Urusan mandi, menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya. Cori mandi dalam baskom warna biru. Sabun dan shampoo bayi menjadi teman mandi, biar harum dan segar.

Memandikan Cori tidak lama, karena ayahnya sering kelelahan memegang badan Cori yang tambah berat. “Hukum pertama mandi, paling lama 15 menit,” kata ayah yang selalu mengulang ucapan itu, jika ibu asyik menggosok badan Cori sambil berbicara urusan kantor (ibu lupa sedang mandikan Cori).

Setelah mandi, minyak telon dan caladine cair digosokkan ke badan Cori. Hanya sedikit bedak bayi, pesan ayah, dalam bedak mengandung zat kimia yang bisa menimbulkan iritasi pada paru-paru.

Sejak umur dua bulan, Cori terbiasa menggunakan pampers. Ia yang sering ditinggal ayah ibu bekerja, mau tidak mau harus menggunakan pelindung pipis dan BAB itu agar tidak merepotkan nenek dan ayi yang setia menemani sepanjang siang.

Setelah bertambah cantik (memang Cori cantik, punya hidung mancung dan senyum manis). Ia mulai merengek minta susu. Kalau belum disiapkan, rengekannya tambah keras. Ibu menjadi agak panik melihat reaksi Cori yang kehausan.

Porsi susu botol, 3 sendok susu ditambah air 90 ml. Dalam waktu 15 menit, susu dalam botol habis dihisap Cori. Setelah menyusu, mata Cori menjadi “stun” alias mengantuk kembali. Ia akan tertidur pulas dalam gendongan, sebelum dipindah ke box bayi atau tempat tidur.

Saat Cori bobok, kebiasaan ayah ibunya, bersiap pergi ke kantor. Sejak pukul 09.30 WIB – 19.00 WIB, biasanya Cori hanya ditemani nenek dan ayi. Selama waktu itu, banyak kemajuan dari perkembangan Cori. Selama waktu itu pula, banyak yang tidak bisa disaksikan langsung oleh ayah ibunya.

Tanpa terasa, Cori semakin besar, semakin lincah dan aktif, semakin nakal, dan tentu saja cerdas. Selamat Ulang Bulan Sayangku…*

Kamis, 19 April 2007

Cori Duduk Santai

Pada umur empat bulan, Cori mulai suka duduk dan mempermainkan berbagai mainan yang ada di sekitarnya.

Semua mainan dan benda diacak-acaknya.

Setelah capai mengaduk-aduk barang, biasanya Cori duduk menyandar, sambil tetap memegang benda-benda favoritnya.

Kalau barang-barang favorinya diambil, biasanya Cori langsung merajuk dan minta barang itu.

Gaya Cori semakin lucu saja, nih........

Jumat, 09 Februari 2007

Cori Lahir

Cori Nariswari Mernissi lahir pada 9 Februari 2007. Hari Jum'at, pukul 15.30 Wib.

Lahir di Klinik Anugrah Pontianak, Kalimantan Barat.

Nama Cori berasal dari Corazon Aquino, Presiden Philipina. Menurut perkiraan, Cori lahir pada 6 Februari. Nah, tanggal itu merupakan pengangkatan Cory Aquino sebagai presiden Philipina.

Tenyata Cori lahir pada 9 Februari. Nah, ini tenyata dianggap hari Pers, versi PWI.

Ada teman yang bilang, wah, mentang-mentang ayah, ibu dan kakeknya seorang jurnalis, lahirnya juga pas hari Pers.

Nariswari merupakan aura yang keluar dari seorang perempuan. Lelaki yang kawin dengan perempuan ini, bakal meraih kekuasaan, kehormatan, kekayaan, dan kejayaan. Ini cerita yang berasal dari kerajaan Singasari. Ken Dedes dianggap memiliki aura ini.

Mernissi dari kata Fatimah Mernissi. Dia adalah seorang feminis, intelektual, penulis buku dari Maroko.

Nah, itulah cerita seputar, Cori.

Ayah Cori adalah Muhlis Suhaeri, kelahiran Jepara, jawa Tengah. Lama tinggal di Jakarta. Ibu Cori, Nurul Hayat. Kelahiran Pontianak.