Sabtu, 29 November 2008

Shima tertawa....

Shima sudah mulai ngerti diajak becanda.

Umurnya baru tiga bulan.

Kalau ayah dan mama ngodain dia, Shima pasti tertawa.

Kalau sudah tertawa, tak mau berhenti main.

Minta digodain lagi. Dan lagi......

Selasa, 11 November 2008

Cori Menulis

Cori sedang belajar di kamar kerja ayah.

Kalau ayah sedang kerja, Cori selalu mendatangi ayah. Minta pangku ayah. Akhhirnya, ayah berhenti sebentar dan ninggalin laptopnya.

Trus, ngasih Cori kertas untuk gambar dan nulis deh...

Minggu, 26 Oktober 2008

Cori Bernyanyi

Cori selalu bergoyang bila mendengar suara musik. Tak heran bila ada musik dari tape atau TV, Cori langsung bergoyang dan mengikuti irama musik.

Tak hanya itu, penampilan Cori mulai meningkat dengan menirukan gaya dan penampilan sang penyanyi. Ketika ia melihat sebuah video klip, Cori langsung mengambil salah satu mainannya, sebuah senter, dan langsung memegangnya.

Ia ikut menyanyi dan bergoyang.

Tak ada mike, senter pun jadi. Okelah.......

Rabu, 15 Oktober 2008

Shima sedang Mandi

Shima belum berumur 40 hari. Namun, saat dimandiin embah Sumirah, ia selalu berpegangan pada paha sang embah.

Mbak Sumirah adalah perempuan berusia 50 tahun, yang memiliki profesi sebagai dukun bayi, memandikan bayi, dan merawat bayi sebelum berumur 40 hari.

Profesi ini terlihat sepele. Namun, bagi keluarga muda, atau yang belum terbiasa memandikan bayi, profesi mbah Sum, demikian kami biasa memanggilnya, merupakan profesi yang sangat dibutuhkan.

Setiap pagi dan sore, mbah Sum selalu dijemput. Jam jemputnya harus giliran dengan banyak orang. Antri, tapi jamnya tetap.

Alhamdulillah, semenjak dimandikan dengan teratur dan diurut badannya, tubuh Shima terlihat padat dan liat. Tak gemuk tapi berisi.

Lihat saja, ia selalu ingin berdiri dengan kakinya.....Ih, gemesin banget pokoknya.

Minggu, 05 Oktober 2008

Shima Aqiqah

Ai memotong rambut Shima.

Hari itu, Cori dan Shima melakukan Aqiqah di rumah yang dihadiri sebagian besar tetangga dan kerabat.

Seneng deh rasanya, ayah dan mama sudah menjalankan kewajiban pada anak-anaknya, Cori dan Shima....

Cepat besar ya, sayang.....Kepalkan tangan tuk ninju segala bentuk penindasan.

Sabtu, 06 September 2008

Cori Punya Adik

Cori punya adik perempuan. Namanya, Shima Anna Calluela.

Shima merupakan ratu dari kerajaan Kalingga. Sekarang ini, daerah itu diperkirakan di Keling, Kelet, Jepara. Ratu ini dikenal adil, bijaksana, dan punya sikap.

Maklumlah, ayah Cori kelahiran Jepara. Jepara pernah punya tiga orang perempuan yang menorehkan sejarah emas dalam sejarah. Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini. Ketiga orang ini punya sejarah dan tradisi perlawanan terhadap ketidakadilan.

Anna berasal dari bahasa Latin atau bahasa Ibrani yang berarti rahmat atau karunia. Ini nama dari seorang kawan, mentor, dan sahabat yang baik. Sepasang peneliti, namanya Gerry van Klinken dan Helene van Klinken. Dia seorang peneliti dari KITLV, Belanda. Itu juga dari nama anaknya, Rosemary Anna van Klinken. Anna diambil dari kata Hannah Arendh, seorang filosof dari Jerman yang punya sikap antirasism.

Awalnya, mama Cori mau memberi nama Anna Politskaya. Dia seorang jurnalis Rusia yang dibunuh karena mencoba mengungkap berbagai kebobrokan pemerintahan Vladimir Putin. Jadi, kloplah. Anna juga pengarang buku Russian Diary.

Calluela berasal dari bahasa Yunani. Artinya, perempuan yang cantik dan jelita.

Ketika lahir pada 6 September 2008, Sabtu, pukul 12.15 Wib. Shima memiliki berat 3,5 kg dan panjang 49 cm.

Kata mak cik Ansela "cenayang" Sarating, dari bulan, maupun waktu, anak yang lahir pada tengah hari, biasanya hiper aktif. Namun, anak ini bakal lebih banyak dengan keluarga. Artinya, menyayangi keluarga.

Ya, apapun itu, kami akan menjaga dengan sebaik-baiknya, sayang......

Kamis, 04 September 2008

Hikz....

Cori dipondong tante Ari.

Tante Ari juga teman mama. Pas lebaran, tante Ari main ke rumah. Di belakang itu, foto Ai atau kakek Cori, sedang salaman dengan bung Karno.

Dulu, tante Ari juga teman baik mama, saat tante Ari kerja sebagai jurnalis di Pontianak.

Sekarang, tante Ari kerja sebagai jurnalis di Jakarta.

Sukses selalu untuk tante Ari ya........

Hello....


Cori dipangku tante Levi yang sedang main ke rumah, untuk lebaran.

Tante Leppoi sekarang kerja sebagai wartawati di Jakarta.

Dulunya, tante Leppi teman baik mama selama kerja sebagai jurnalis di Pontianak.

Tante Lepi, asyik orangnya. Lucu, heboh, dan suka nangis..hikz....

Sukses ya, tante Lepiiiiiiii.........

Cori Berjilbab


Cori coba-coba jilbab mama.

Kok jadi lain sekali ya, kalau Cori pakai jilbab.
Auranya jadi lebih kuat....

Sabtu, 30 Agustus 2008

Hello....

Cori ikut ayah liputan dan selamatan yang dilakukan ai Akil Mochtar yang mendapat jabatan sebagai Hakim Mahkamah konstitusi.

Cori ketemu teman-teman satu kerjaan ayah...

Senin, 04 Agustus 2008

Cori Jalan-jalan

Setiap ada kesempatan dan waktu luang, ayah dan mama selalu mengajak Cori jalan-jalan. Tujuannya, selain untuk penyegaran, juga untuk perkembangan Cori.

Nenek dan Ai, juga selalau diajak. Kadang makan di Food Court, Indonesian Food, atau sekedar makan jagung bakar.

Cori selalu tertawa-tawa dan senang melihat pemandangan di luar rumah. Lihat saja senyumnya yang selalu terkembang, saat dia difoto atau sekedar istirahat.

Selasa, 15 Juli 2008

Cori Sedang Bergaya dengan Peci

Cori mencoba peci khas Sambas.

Peci itu akan dibagikan pada teman-teman ayahnya di Jakarta.

Ayah ke Jakarta, karena mendapat undangan dari panitia Mochtar Lubis Award. Tulisannya dengan judul The Lost Generation, 19 edisi di harian Borneo Tribune, masuk sebagai salah satu finalis untuk kategori investigasi.

Ketika peci akan dimasukkan ke tas, tak mau ketinggalan, Cori juga mencoba beberapa peci dan dicoba ke kepalanya.

Setelah itu, Cori berjalan-jalan di atas tempat tidur, sambil melihat-lihat wajahnya di cermin.

Di depan tempat tidur ayah dan mamanya, memang ada kaca rias.

Cori.....Cori.....

Suka begaya juga nampaknya.......

Minggu, 08 Juni 2008

Cori Sedang Menulis

Semenjak usia satu tahun lima bulan, Cori Nariswari Mernissi, selalu menghampiri ayah yang sedang menulis.

Ia selalu minta pada ayah untuk duduk di kursi. lalu, dengan senang dan tertawa-tawa, Cori akan mulai memencet huruf-huruf yang ada di keyboard laptop.

Duh, senangnya kalau dia sudah bisa melihat huruf-huruf muncul di layar laptop.

Alhasil, ayah selalu mengalah dan beristirahat sebentar, untuk meladeni dan bermain dengan anak pertamanya ini.

Kamis, 01 Mei 2008

Cori Tertawa Sehabis Jatuh

Cori anak yang aktif. Dia selalu berlari kian kemari, sambil tertawa-tawa, riang.

Senang melihatnya. Namun, kadang kuatir juga. Apalagi kalau dia sudah mulai naik kursi-kursi yang ada di ruang makan atau kursi di ruang keluarga.

Kalau sudah demikian, nenek yang selalu bersamanya setiap hari, akan senewen dan melarangnya. Tapi, dasar bocah. Dia tetap saja naik kursi dan berlari-lari.

Akibatnya, jidatnya terantuk dan luka.

Tak berapa lama setelah nangis, dia kembali lari-lari dan naik kursi lagi. Tentunya sambil tertawa-tawa.

Semoga kami sabar dalam mendidikmu, nak......

Jumat, 04 April 2008

Makan Tempura...

Cori makan bareng keluarga.

Pas, lagi libur, biasanya ayah dan mama ajak Ai dan nenek makan bareng.

Asyik, kalau lagi makan di luar, Cori selalu paling aktif. Tak untuk makan, tapi sekedar acak-acak makanan.

Makan makanan Jepang, seperti tempura, merupakan makanan yang mama Cori suka.

Jumat, 01 Februari 2008

Cerita Anakku Cori Nariswari

Pontianak, Kamis, 31 Juli 2008. Cerita mengenai anakku Cori Nariswari Mernissi, selalu saja ada hal-hal baru dalam setiap harinya. Melihat pertumbuhannya, rasa tak percaya hinggap di pandangan mataku.

Ia tumbuh menjadi anak yang lucu, ceria, dan cerdas. Tingkah polahnya bermacam-macam. Setiap melihat gaya ia bercanda, seperti mimpi saja melihatnya kini tumbuh besar.

Teringat pada Jumat, sekira pukul 15.30 WIB, tanggal 9 Februari 2006. Dalam kamar bersalin di klinik Anugrah, Jl Sungai Raya Dalam, Pontianak. Aku berjuang keras dengan bantuan seorang bidan dan seorang perawat, didampingi suamiku, berupaya mengeluarkan si jabang bayi itu.

Kini, setelah lebih setahun ia lahir, atau 1,5 tahun usianya, Coriku tumbuh dengan tanda-tanda kecerdasannya. Ia telah mengenal sejumlah kata dan barang-barang yang ada di sekitarnya.

Ia juga semakin sering bertanya, meski belum banyak mengenal kata-kata. Saat ini, Cori selalu menggunakan kalimat semisal "Ini Apa?" jika bertanya mengenai suatu barang yang ia temui.

Kegemarannya mendengar musik, berjoget pun telah tampak jelas. Setiap mendengar musik di radio, tape mobil, atau pun menyaksikan acara musik di televisi, aksinya pun muncul. Cori yang semula sedang memegang botol mimik sambil tiduran atau duduk, langsung bereaksi, berdiri dan jingkrak-jingkrak sambil mengikuti irama musik.

Aksinya itu, tentu saja mengundang senyum aku dan ayahnya. Suatu kebahagiaan tak terkira…
Ada satu "penyakit" yang kini sedang mengusik pikiranku. Cori sering sekali menolak makan. Bubur instan yang kusediakan baik saat pagi maupun sore hari. Jarang mau dimakannya.

Namun baru tadi malam, Rabu (30/7) aku dan suami menyadari. Ternyata ia menyenangi makanan yang bervariasi. Cori dengan lahap menyantap telur, bakso dan udang yang bercampur dalam bihun goreng yang aku beli di "food count", di Mega Mall A Yani.

Ia seperti tidak sabar menyuap setiap potongan telur, bakso dan udang yang aku dulang ke mulutnya dengan menggunakan sumpit. Selama menyuap makanan ke mulutnya, Cori selalu berbicara dengan suara nyaring, seolah mengabariku agar cepat-cepat memasukkan sumpit ke mulutnya. Ulahnya itu, sempat juga membuatku malu terhadap pengunjung restoran siap saji itu.

"Jangan-jangan, orang pada berpikiran, ini ibunya kok mau makan sendiri saja. Tidak mau berbagi dengan anaknya?" begitulah dugaanku…

Aku dan suami berulang kali memintanya supaya bersabar dan tidak perlu mengeluarkan suara nyaring untuk mendapatkan suapan itu.

Kami pun sempat takjup melihat ulah Cori. Padahal, sebelumnya, ia baru saja memakan habis satu roti keju berukuran sekepalan tangan ku. Selain itu, sebelum pergi ke mall, Cori juga sudah makan sekira 6 sendok (satu mangkok bayi) bubur instannya.

Kejadian ini merupakan suatu yang mengejutkan bagiku. Karena selama ini, berhari-hari, kami sekeluarga menjadi bingung karena aksi penolakannya untuk makan pada jam-jam makan normal; pagi, siang dan sore…

Setiap dua seminggu sekali, atau maksimal tiga minggu sekali, kami selalu mengajak Cori, nenek dan ayi (kakek), untuk makan di luar atau sekedar jalan-jalan saja.

Ini kami lakukan, karena nenek dan ayi setiap hari di rumah dan mengasuh Cori. Mereka pasti suntuk, setiap hari selalu berada di rumah.

Kalau tidak makan di luar atau jalan-jalan, kami biasanya bawa makanan ke rumah, untuk makan bareng.

Kamis, 10 Januari 2008

Apaan sih.....

Cori sedang bercanda dengan ayah.

Sepulang dari kerja, ayah selalu memondong dan bercanda dengan Cori.

Kalau sidah bercanda, biasanya Cori tertawa sampai ngikik..hik....hik......

Idih.....lucunya....